Berbagai Cara Menganalisa Pasar

Berkali-kali saya diingatkan dan mengingatkan diri bahwa saya harus selalu berpikiran terbuka dan tidak menutup sebelah mata terhadap berbagai cara pandang orang. Hal ini juga sangat relevan terhadap pandangan kita ketika ingin menganalisa pasar.

Bayangkan kita sebagai seorang buta yang ingin menentukan apakah binatang yang kita pegang adalah seekor gajah. Ketika kita hanya pernah memegang ekor gajah, maka kita mengasosiasikan ekor gajah dengan gajah. Ketika kita hanya pernah memegang telinga gajah, maka kita mengasosiasikan telinga gajah dengan gajah. Ketika kita pernah memegang ekor dan telinga gajah, maka kita akan mengenali suatu binatang sebagai gajah apabila telinga dan ekornya sama dengan apa yang kita kenali sebagai ekor dan telinga gajah. Semakin banyak bagian gajah yang kita kenali, semakin akurat kita dalam menentukan apakah binatang yang kita pegang itu adalah gajah. Moral of the story: Kenalilah sebanyak-banyaknya fakta-fakta dan sudut pandang dari apa yang ingin kita analisa.

Ada berbagai cara pandang ketika kita ingin menganalisa pasar. Menurut saya, cara-cara tersebut bisa dikategorikan sebagai berikut:

  • Technical Analysis (Analisa Teknikal)

Di sini, kita menggunakan informasi yang bersumber dari pasar itu sendiri: harga dan volume transaksi.

Apakah yang kita cari dari analisa teknikal? Menurut saya, kita melihat teknikal analisis untuk mengetahui sentimen para pemain pasar dalam jangka pendek.

Banyak metode-metode analisa teknikal: dari candlestick patterns, berbagai indikator seperti MACD, RSI, berbagai geometric patterns seperti W, M, segitiga, dll. Buku-buku tentang metode-metode analisa teknikal juga bersebaran.

Isu utama yang perlu kita jawab sebelum mengartikan dan menggunakannya adalah memahami konteks kemunculan patterns-patterns tersebut. Contoh simpel: jika kita pernah belajar Candlestick, tentu kita tahu apa yang namanya Doji. Ketika kita melihat Doji, kita harus tahu konteks dari munculnya Doji itu. Misalnya: Apa trend sudah terbentuk sebelum kemunculan Doji? Bagaimana kondisi pasar keseluruhan di hari itu?

Isu kedua yang perlu dibahas adalah evaluasi seberapa efektif teknik-teknik tersebut. Isu kedua ini bisa dibahas dengan lebih baik ketika kita sudah memahami isu pertama.

  • Fundamental Analysis (Analisa Fundamental)

Di sini, kita mengorek-orek informasi tentang sehatnya suatu perusahaan.

Apa yang kita cari? Menurut saya, dengan analisa fundamental kita ingin tahu apakah profitibilitas perusahaan ini bisa tumbuh dan berkelanjutan. Bagaimana kita bisa tahu? Mungkin kita bisa mulai dari mencari tahu apakah industri di mana perusahaan itu beroperasi sedang berkembang. Kita juga ingin tahu apakah perusahaan itu memiliki keunggulan kompetitif dibanding saingan-saingannya. Lebih tinggi lagi, kita ingin tahu kemungkinan-kemungkinan akuisi suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya.

Efek dari analisa fundamental akan terasa di jangka menengah dan jangka panjang.

Menurut saya, analisa fundamental tidak cukup hanya dari melihat laporan keuangannya. Tidak cukup hanya dari melihat P/E ratio.

  • Strategic Analysis (Analisa Strategis)

Di sini, kita tertarik untuk melihat trend-trend ekonomi, sosial, politik, dan demografis dari suatu daerah, negara, kawasan, dan dunia.

Pasar modal tidak hidup sendiri. Dia saling terkait dengan sendi-sendi lain suatu peradaban.

Contoh pertanyaan-pertanyaan berikut termasuk bagian analisa strategis:

  • Apa yang akan terjadi jika Cina menginvasi Taiwan? Apa efeknya ke pasar Hong Kong, Taiwan, Singapura, Jepang, dll? Apa yang akan terjadi dengan Yuan, Hong Kong Dollar, Yen, Emas, Euro, dll?
  • Apa efek dari trend outsourcing ke India?
  • Apa efek dari trend pemanasan global? Minggu lalu saya membaca artikel di Newsweek bahwa negara-negara bagian utara malah diuntungkan dari pemanasan global, sedangkan negara-negara tropis dirugikan.
  • Apa efeknya jika rating SBY-JK turun drastis. Apa efeknya jika SBY terpilih kembali.

Analisa strategis bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor-faktor yang bermain. Apalagi faktor-factor itu bersifat dinamis. Buat yang tertarik silakan mencari tahu tentang the Butterfly Effect.

Long Term Capital Management (LTCM) adalah sebuah hedge fund yang dulu sangat sukses di AS. Fund ini diisi oleh orang-orang berkaliber tinggi secara akedemis, beberapa adalah penerima Nobel Prize. Mereka mengekploitasi kesempatan arbitrage di berbagai pasar utang. Selama beberapa tahun, mereka sukses besar, sampai menolak dana baru yang ingin masuk. Tahun 1998, Rusia tidak bisa membayar surat utangnya. Kejadian ini menggoyang pasar surat utang dunia dan membuat strategi LTCM tidak bisa bekerja seperti di waktu-waktu normal. Tentu ada banyak ulasan mengenai mengapa LTCM jatuh pada saat itu (dari leveraging yang berlebihan sampai kesulitan untuk mendapat dana segar). Satu hal yang ingin saya tekankan adalah, menurut saya, LTCM tidak melihat apa yang untuk orang-orang di analisa teknikal bisa melihat => bahwa tanda-tanda bencana bisa dengan jelas terlihat. Buat LTCM, yang notabene dari kalangan akademis, analisa teknikal adalah hal yang tidak ada pondasinya dan tidak perlu dipercaya.

Tulisan di atas tidak menunjukkan bahwa penulis memahami ketiga cara pandang untuk melihat pasar. Saya masih perlu banyak belajar. Masukan dan kritikan sangat diharapkan.

Pos ini dipublikasikan di FILOSOFI INVEST.. Tandai permalink.

34 Balasan ke Berbagai Cara Menganalisa Pasar

  1. Hardono Arifanto berkata:

    Jadi inget kalo maen FOREX .. belajarnya cuman Fundamental ama Technical.

    Technical -> Gambling apakah bakal naik apa turun (T_T)

    Fundamental -> Rajin baca berita trus dianalisa, biasanya dah bosan pas baca. Blom sampe analisa (T_T)

    Thanks for the Info (^_^)

  2. Bahar berkata:

    Hehe… lucu kamu… kawaina! (^_^)

  3. papabonbon berkata:

    kenyataan sih, persis kayak yg dibilang hardono itu. huehehehehe

  4. Bahar berkata:

    sepertinya kebanyakan memang seperti itu, Bro.

    oh yea, komentarnya Hardono tak bilang lucu karena emoticon2nya…

  5. Mr. Fulus berkata:

    good blog. well done!

  6. Bahar berkata:

    thanks for the compliment.

  7. bughi berkata:

    tambah satu lagi ah.. ” FACTOR LUCK ” dan ” BUY ON RUMORS “.TAPI kalo modalnya dikit,jng coba coba buy on rumorz . bahaya kalee..!!!

    salam kenal

  8. Bahar berkata:

    salam kenal juga Pak Bughi.

    hehehe… Boleh juga menganalisa rumor. Buy on rumours sell on news, begitu Pak?. Yang penting tahu perkembangan rumor itu. Apalagi kalau bisa mengontrol rumornya.

    Ada wejangan tentang rumor Pak?

    We’ll be happy to hear.

  9. Perdana Wahyu berkata:

    Tulisan yg bagus. Namun semua itu tergantung strategi investasi atau trading yg kita gunakan. Ada momentum, trading on volume sampai value investing. Good job

  10. Bahar berkata:

    Tentu setiap orang akan punya strategi yang lain. Mungkin ada yang sampai di satu titik di mana kita merasa betah di strategi kita.

    Yang ingin saya tekankan adalah bahwa the market is complex enough to accomodate different and sometimes conflicting trading strategies. Dan supaya kita tidak mentah-mentah menolak cara pandang orang lain.

  11. Pefita berkata:

    Hi. Came across this God-sent blog :). Informative and very reader-friendly writing style.

    Anyway, numpang tanya, from Singapore’s financial planners perspectives, any bocoran on our JSX movement ?

    There is a school of thought by Indonesian analysts saying that the growth in IHSG is relatively unhealthy, cos it isn’t matched with Indonesia’s economic growths. (index growth are mostly due to hot money from foreign investors, which, if taken out, can send IHSG into a deep plunge)

    Bet STI had grown tremendously during first quarter too. Was it the same case as JSX?

    and what do you think about China Supper-bubble-is-going-to-explode-soon thesis?

    thank you. It will be a good cross check with the info I got from Jakarta media.

    Keep up the good work.. dan salam kenal.

  12. Bahar berkata:

    Hi Pefita,

    Glad to see u here. For the benefit of other readers, I’ll try to answer your question in Bahasa in the next post.

    Salam kenal juga.

  13. Bahar berkata:

    Pefita: dah tak coba jawab di artikel lain tuh.

  14. Dilbert berkata:

    Satu hal yang ingin saya tekankan adalah, menurut saya, LTCM tidak melihat apa yang untuk orang-orang di analisa teknikal bisa melihat => bahwa tanda-tanda bencana bisa dengan jelas terlihat. Buat LTCM, yang notabene dari kalangan akademis, analisa teknikal adalah hal yang tidak ada pondasinya dan tidak perlu dipercaya.

    Pendapat yang konyol. Anda baru lulus kursus kilat analisa teknikal ?
    5 tahun mendatang jika Bung Bahar sudah lebih berpengalaman dan bertambah wawasan ,saya yakin Bung Bahar sendiri akan menertawakan pernyataan spt itu .
    Saya sarankan baca dulu buku when genius failed ttg LTCM

  15. Bahar berkata:

    “When Genius Failed”, sudah dibaca bung Dilbert. Yah, mungkin saya saja yang belum memahami isinya. 🙂

    Yang jelas sih saya bukan baru saja mengikuti kursus kilat TA.

    Tapi saya benar-benar berharap 5 tahun lagi bisa tertawa dan berkata: “My gosh, I can see what I didnt see 5 years ago!”. Keep an open mind…

  16. pakejforex berkata:

    yaa betul…semakin banyak kita mengetahui technikal analisa..fundamental analisa..semakin banyak kesilapan yang kita lakukan..bukan kerana ilmu itu sendiri..tapi kerana pembawaan ilmu itu sendiri yang membuatkan kita ragu open post..sampe ada yang mengatakan ” yo bro.. where have you been..the bust just go 5 minustes ago”,,, end the day..what a loss…

  17. hamdisy berkata:

    ha ha ha …
    seorang temen pernah berkata dari pada pusing pake TA,FA … lebih baik kita menganalisa pasar dengan iman ^_* . Saya pribadi sih adalah seorang Technical Anaylsis-ers karena saya bisa banyak untung dengan cara ini untuk short term khususnya di Future valas he he he. Btw “When Genius Failed”, ada dimana yah ?

  18. Bahar berkata:

    Kalau di Singapura, bisa cari di Borders.

  19. yoyo berkata:

    yup bagus amat pena kamu..
    aku bisa pelajari suatu yg didambakan disini..
    ulasan aku mudah kali.. halusi ‘the big market moves’ dan letak posisi tepat disitu..
    memang jarang enter market tapi lumayan amat seh..
    dan awasi brokers manipulasi rega..
    ‘when they want to buy their tell you to sell..’

  20. L. Yulianto berkata:

    kalo kita trading difutures ,memang perlu analisa fundamental maupun teknikal sebagai dasar melakukan trade dan kita juga harus pasang kacamata kuda jangan terpengaruh trader lain……………yakin dengan analisa sendiri , bro….!!!!!

  21. RVer berkata:

    Kalau trader yang lagi untung dapet bonus gede, promosi, mungkin pindah kerja ke tempat yang lebih bergengsi, punya duit lebih banyak lagi, terus coba manage duit, dan jadilah hedge fund kecil2an. Banyak yang kayanya udah menjalani itu di Indonesia. Tentunya belum banyak yang bisa leverage dan asset class-nya palingan equity market. untuk masuk ke bond, kayanya dana masih belum bisa mencapai itu. untuk leverage factor, mungkin belum bisa kaya LTCM yang hampir 31 kali.

    Kalau trader yang lagi bau, eee..jangan dibahas deh.

    Kalau lagi baunya pas buka hedge fund, wuih..banyak banget di dunia hedge fund. pernah baca dimana gitu, setiap tahun ada 3000an hedge fund buka baru namun lebih dari 1000an juga yang filling for chapter 7 atau bangkrut.

    LTCM dan kawan2nya itu serem. salah trade buat masalah, tradenya lagi untung eh dimarahin sama beberapa government officials dimana dia invest. hehehe sorry ya yang punya blog kerja di HF, jadinya ngga boleh terlalu dalem.

    cerita menarik dari LTCM sebenarnya bukan dari Russia. yang menarik adalah bagaimana mereka exploit USTs off the run and on the run.

    di amerika sana, government bond (atau US Treasuries, UST) yang paling liquid adalah UST benchmark atau on the run UST. biasanya sih 2yr, 5yr, 10yr 30yr. yang off the run kasarnya udah dilupain.

    nah, kalau UST 10 tahun, kan nantinya bisa jadi benchmark 5 tahun atau 2 tahun. karena UST benchmark liquid, maka harganya agak lebih mahal. ini dia yang dicium sama LTCM, termasuk bekas tempat kerjanya Meritwather (atau siapa deh namanya yang founder LTCM, gw lupa) Salomon, dan bbrp big houses lainnya.

    mereka nge-short lah on the run UST and beli off the run, dengan harapan pas off the run menjadi on the run, harganya akan naik dan yang dari on the run jadi off the run, akan turun. gampang juga ye…hehehehe…

    tapi ternyata ngga begitu. dari krisis moneter di asia, rusia dll, menyebabkan heavy flight to quality (mirip2 sekarang gitu loooo). yang panik pada beli UST, dan yang liquid kan on the run. harganya naik mulu deh…si LTCM dan kawan2nya pada nge-short yang dibeli (liquid atau on the run)..rugi deh. walaupun off the run UST juga naik, cuman kagak sebanyak on the run. ngga bisa offset. kirain bisa arby jadi buntung deh.

    kata temen nih. semua analisa itu bagus. cuman motto nya dia, fundamental untuk long-term view. (eg di currency market, short atau long USD/IDR). untuk kapan masuknya, dia pake technical. ini lucu, gw tau dia selalu ngedamprat technical. suatu hari dia beli one asset dan ngeliat chart-nya. baru deh keluar omongan fundamental=long term vs technical=short term (entry/exit point).

    kata gw nih. do your work before u invest: research on fundamental, chart, why there is a funny thing in the chart (fundamental factor kah, atau ada bandar, tukang goreng atau emang ada investor gede yang masuk)

    get more information: talk to the officals, analysts, regulators, investor relations or even ur buddies to get the feeling of the products. u feel comfortable then u buy.

    it’s ok to be a follower but don’t get caught to buy at the peak…how…talk to ppl before u enter…

    if u sell now and harga masih naik, berpikirlah bahwa engkau itu adalah trader yang punya disiplin.

    kalau harga pernah naik tinggi terus turun banyak ngga lama setelah itu (apa yang terjadi belakangan ini)…nah ini dia yang gw lagi pikirin karena gw juga mengalami nasib yang sama. beli fund waktu indeks 1300. sekarang masih 2000 lebih dikit. yah… tunggu aja deh…

  22. ihedge berkata:

    elo mengungkapkan fakta menarik bro. Sebagian trader untung karena… beruntung. Trus buka hedge funds sendiri.. trus… ya itu, sebagian gulung tikar.

    Sebagian besar sebenarnya jualan beta, tapi dikemas sedimikian rupa sebagai jualan alpha (HF). Karena beta, maka performance-nya juga tergantung besar dari kondisi pasar (bukan berarti yang jualan alpha sama sekali independen dari kondisi pasar). Kalo pasar lagi jeblok ya fund-nya ikut jeblok juga. Tapi mesti dibandingin sama industri lain juga kali, misalnya restaurant, banyak yang buka dan banyak juga yang gulung tikar.

    Btw, bro, gw suka username lo. Relative Value Seeker… sounds like alpha seeker…hehehe.

    On the Run Treasuries memang paling liquid… Yang di LTCM dan bekas Salomon Brothers itu namanya John Meriwether bukan Meritwather.

    mereka nge-short lah on the run UST and beli off the run, dengan harapan pas off the run menjadi on the run, harganya akan naik dan yang dari on the run jadi off the run, akan turun. gampang juga ye…hehehehe…

    Strategi semacam ini tuh seperti jualan options. Kalau saat2 air tenang, tiap hari ngumpulin premium. Kalau lagi turbulence, bisa rugi gedhe. Seperti penny picker in front of a bulldozer. Kalau gw bilang sih bukan arbitrage, tapi ngambil spread risks. Resikonya dikonversi dari directional risks menjadi spread risks.

    ini lucu, gw tau dia selalu ngedamprat technical. suatu hari dia beli one asset dan ngeliat chart-nya. baru deh keluar omongan fundamental=long term vs technical=short term (entry/exit point).

    Yoi… dalam jangka pendek… fundamental gak terlalu pengaruh, dan teknikal lebih berpengaruh. Itupun tiap aset lain2 spektrum ke-berguna-an TA-nya. Ada yg mesti jangka pendek banget ada yang lebih panjang. Dalam jangka panjang tentu lebih berpengaruh.

    kata gw nih. do your work before u invest: research on fundamental, chart, why there is a funny thing in the chart (fundamental factor kah, atau ada bandar, tukang goreng atau emang ada investor gede yang masuk)

    Can’t agree more. Jangan selalu percaya omongan orang lain, termasuk gw.. hehehe.. Buat riset sendiri…

    kalau harga pernah naik tinggi terus turun banyak ngga lama setelah itu (apa yang terjadi belakangan ini)…nah ini dia yang gw lagi pikirin karena gw juga mengalami nasib yang sama. beli fund waktu indeks 1300. sekarang masih 2000 lebih dikit. yah… tunggu aja deh…

    Klo gw di posisi elo bro, dah lepas dari beberapa hari yg lalu.. Jangan kelamaan nunggu loh.. Walopun ntar tiba2 naik drastis (kadang2 seperti itu – short squeeze), katakan kalau kita disiplin cut loss. Dengan kata lain, uang yg ada bisa dikerjakan di aset lain yang lebih jelas. Ada quote nih: “If you dont feel like buying it now, then don’t own it.”

  23. RVer berkata:

    kalau menurut gw, para asset managers itu harus punya alpha, wong udah digaji sama investor yang naro dana di fund-nya. market naik harus lebih bagus naiknya, market turun ya jangan terlalu banyak donk turunnya. apalagi yang udah nge-charge 1-2% management fee plus 20-25% dari profit. kalau market turun, kapital investor yang ke gerus.

    good quality fund manager harus diliat dari alphanya. apa sih alpha itu? susah2 amat. sebenarnya alpha itu hanya perbedaan antara return fund dengan return index (excess return). misalnya ada RD saham, alphanya itu bisa dihitung dari perbedaan performance RD sahamnya dengan JCI untuk periode yang sama, seperti 1 tahun.

    ini juga merupakan kunci untuk mencari RD yang bagus. kalo di indonesia mungkin RD saham aja yang paling gampang untuk melihat alpha. kalau bond, agak susah liatnya. RD pasar uang ya bandingin aja ama SBI.

    HF index…wah ini banyak masalahnya dari survivorship bias, time period bias, selection bias autocorrelation dll.

  24. ihedge berkata:

    Setuju…. kalau mengaku sebagai hedge fund manager, tentu harus punya alpha. Kalau nggak, mendingan kliennya beli Index Fund yang jauh lebih murah…

    Mesti posting bahasan aplha dan beta gak yah? Takutnya banyak yang belum terlalu kenal dengan jargon2 itu.

    wah bro, elo memahami tentang berbagai bias di index HF juga. Gud…. Jarang yg tahu ada HF index, lebih jarang yg tahu isu survivorship bias, lebih jarang lagi yang tahu ttg isu autocorrelation… Naah, isu autocorrelation itu kan gedhe di illiquid funds kyk Credit Funds. Sekarang kena getahnya.

  25. RVer berkata:

    Merdeka…

    wah..untuk HF index, gw mah cuman tau kulitnya.

    i hope local markets will start to recover on monday after the Fed cut the discount rate. not familiar with this but i think that it’s a good sign from the fed that they’r actually doing something and realize the impact of what subprime crisis has done.

    i still like the equity market..underweight rates for a while amid nominal yield looks very attractive. need to reprice some risks going forward. dunno about HF, so many unwinds in the region.. hope monday will see some selling on USD/Asia…

    if i were the japanese housewife..i’d scream to my husband….please give more money..everything becomes so expensive (look at the USD/JPY chart)…hueuhuehuehue..

    sekali merdeka tetap merdeka…. sekali long tetap long…..

  26. ihedge berkata:

    hahahaha… Merdeka!

    Ya, the Fed has cut the discount rate by 50 bp to 5.75%.

    Indeed the Japanese yen has become relatively very expensive.

  27. Anthony berkata:

    fundamental dan teknikal sudah umum dipakai, tapi yang trend (strategic) agak jarang dipakai, kenapa ya?? apa karena info yang ada sedikit sehingga tidak mendukung ?

  28. tjandra berkata:

    Tolong tanya Pak Bahar,

    Apa ada website yang menampilkan perkembangan harga2 saham dan atau options-nya (US market) secara live?

    Thanks,

  29. ihedge berkata:

    @Anthony: Mungkin kadang-kadang banyak yang mencampurkan strategic analysis dengan Fundamental Analysis.

    @Tjandra: kalau yang real live & gratis.. hmm, gak tahu yah. Biasanya delayed kalau gratis.

  30. SAYA MAU TAHU BAGAIMANA CARA BERMAIN SAHAM DAN INDUK SAHAM SEBENARNYA DAN SAYA SANGAT INGIN MENJADI ORANG-ORANG SUKSES DAN TIDAK DIEJEK OLEH SEMUA ORANG MAKA DARI ITU SAYA INGIN BERGABUNG DENGAN BAPAK ATAU IBU AGAR SAYA DAPAT MEMPELAJARINYA DAN INI NOMOR SAYA

    085220997878
    OR
    022 70239669

    TERIMAKASIH.

  31. rosydesigner berkata:

    saya tidak mengerti saham
    tetapi ingin belajar saham
    tulisan Anda keren
    Tx U

  32. Nia berkata:

    Blog yang sangat bagus sekali…. Thanks.

  33. amin berkata:

    masukan teor bagus tapi dsini masih terlalu luasa.apalagi caranya menganalisis tidak di jeaskan dengan rumus rumus yang biasa di pakai untuk menganalisis

Tinggalkan Balasan ke Bahar Batalkan balasan